Senin, 19 Oktober 2020

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

 BY. HARNAC


A. TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

1. TEORI BRANDES

 BRANDES berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari pulau Formosa      (Taiwan ) dilihat dari perbandingan bahasa yang digunakan memiliki kemiripan

2. TEORI WILLIAM SMITH

 SMITH berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Asia, dilihat        dari  penggunaan bahasa Austronesia yang juga mendiami  wilayah Indonesia

3. TEORI VON HEINE GELDERN

 VON HEINE GELDERN berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia Daratan,         dilihat adanya kemiripan dari artefak alat beliung batu yang ditemukan di sungai Salween dan         Huang Ho dengan alat beliung yang ada di Indonesia.

4. TEORI JOHAN HENDRIK CASPAR KERN ( H. KERN )

 H. KERN berpendapat bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, kamboja, dilihat dari adanya          kemiripan bahasa yang digunakan didaerah tersebut dengan wilayah Indonesia

5. TEORI J.L. MOENS

MOENS berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol, karena terdesak oleh        bangsa yang kuat dan meyebar kearah selatan dan sampai ke Indonesia

6. TEORI MUHAMMAD YAMIN

 YAMIN berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri, dilihat dari        penemuan fosil dan artefak tertua banyak ditemukan di wilayah Indonesia.


B. PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

               

             Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Kedatangan Bangsa Proto Melayu ( 2000 SM - 1500 SM )

Memasuki kepulauan Indonesia, bangsa Proto Melayu menempuh dua jalur sesuai dengan jenis kebudayaan yang dibawa yaitu:

1. Jalur pertama  dari teluk Tonkin menyebar ke Sulawesi, maluku dan papua. Dan membawa kebudayaan Neolithicum jenis alat berupa kapak Lonjong dan keturunannya langsung adalah suku Toraja

2. Jalur kedua dari Teluk Tonkin menyebar ke Sumatera,kalimantan jawa, bali dan Nusa tenggara. Dan membawa kebudayan Neolithicun jenis alat berupa Beliung Persegi dan keturunan langsung adalah suku batak , nias, dayak dan sasak.


b. Kedatangan Bangsa Deutro Melayu ( 1500 SM - 500 SM )

Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan proto melayu yang telah lebih dahulu menetap. Mereka datang lewat jalur dari teluk Tonkin meyebar kepulauan Indonesia kemudian menyebar ke sepanjang pesisir dan pedalaman, dan mereka mengembangkan kebudayaan Perunggu( Dongsong ) dan keturunan langsungnya adalah suku minangkabau, melayu,jawa, bali ,bugis dan suku makassar



C. JENIS – JENIS RAS MASYARAKAT INDONESIA

Berdasarkan Ras bangsa Indonesia terbagi menjadi 4 golongan:

1. RAS AUSTRO MELANESOID

Cirinya rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam dan terdapat pada penduduk papua

2. RAS NEGROID

Cirinya rambut keriting, perawakan kecil dan kulit hitam dan terdapat pada wilayah semenanjung malaya dan sebagian aceh dan orang mikroscopi dipulau andaman

3. RAS WEDDOID

Cirinya perawakan kecil, kulit sawo matang, rambut berombak dan terdapat pada orang sakai di siak, orang kubu di jambi

4. RAS MELAYU MONGOLOID

Cirinya rambut ikal/ lurus dan muka bulat dan terbagi dalam dua golongan yaitu proto melayu dan deutro melayu dan terdapat pada suku batak, toraja, dayak, minang, jawa,bali, madura dan banjar.

Dengan adanya migrasi dari daratan asia ke Indonesia,maka pada zaman praaksara kepulauan Indonesia sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:

1. Bangsa Melanesia( melanesia Mongoloid )

2. Bangsa Melayu Tua ( Proto Melayu )

3. Bangsa Melayu Muda ( Deutro Melayu )





Selasa, 06 Oktober 2020

PERAN DA NILAI PERJUANGAN TOKOH NASIONAL DAN DAERAH PADA MASA 1945 - 1965

BY. HARNAC FH


 

Banyak sosok tokoh pahlawan Indonesia yang berperan dan memiliki nilai – nilai perjuangan dalam mepertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1945 – 1965 baik dari lingkup nasional maupun daerah dan berikut dibawah ini ada beberapa sebagai perwakilan dalam topik pembahasan. 

Jenderal TNI Gatot Soebroto



Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan beliau menumpas PKI madiun 1948, DI/TII, dan PRRI Permesta. 

Selama hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer. Dan dilihat dari perannya dalam mengatasi pemberontakan – pemberontakan gatot Soebroto sudah pasti memiliki nilai perjuangan yang tinggi seperti nilai persatuan dan kesatuan, nilai cinta tanah air dan rela berkorban.

Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.

Laksamana Madya TNI Yos Sudarso



Laksamana Madya TNI Yos Sudarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 24 November 1925. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso bertugas di angkatan laut pada dua zaman. Ia bertugas sejak masa Pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan.

Laksamana Madya TNI Yos Sudarso wafat dalam pertempuran di Laut Aru tanggal 15 Januari 1962. Ia meninggal ketika melaksanakan operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian menggunakan KRI Macan Tutul.


Letkol Inf Djamin Ginting




Djamin Ginting lahir di Karo, Sumatera Utara,  12 Januari 1921. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah, Djamin Ginting berpartisipasi di pendidikan militer bentukan Jepang, Heiho.

Djamin Ginting dianggap banyak berkontribusi bagi negara dalam penumpasan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.. Djamin berpartisipasi dalam penumpasan gerakan DI/TII di Aceh pimpinan Daud Beureuh. Bersama pasukan dari Sumatera Tengah dan Aceh, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berhasil membasmi gerakan ekstremis tersebut. Selain menumpas DI/TII, Djamin juga dikenal sebagai pejuang Tanah Karo, Sumut. Djamin pernah menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan, satuan yang dia pelopori. Kodam II/Bukit Barisan--sekarang menjadi Kodam I/Bukit Barisan--merupakan komando kewilayahan pertahanan yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

Djamin juga banyak terlibat di perang-perang besar yang pernah terjadi di Indonesia, seperti Medan Area. Di pertempuran Medan Area, Jamin Ginting bertujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan pasukan sekutu dan Belanda yang mencoba mengambil alih Indonesia setelah Jepang menyerah pada 1945.

Dan Jamin Ginting juga berperan Dalam rangka menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatra Utara) yang berkaitan dengan pemberontakan PRRI,maka Panglima TT I, Letkol Inf Djamin Ginting melancarkan Operasi Bukit Barisan. Operasi ini dilancarkan pada tanggal 7 April 1958. Dengan dilancarkannya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan  terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli.

Jamin Ginting sebagai seorang tentara profesioanal memegang teguh asas seorang prajurit untuk membela negara Indonesia. Dipenghujung masa baktinya, Djamin Ginting mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk Kanada. Di Kanada ini pulalah Djamin Ginting, mengakhiri hayatnya.

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, ILMU, KISAH DAN SENI

                     SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, ILMU, KISAH, DAN SENI


BY. HARNACFH


 

A. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA

Sejarah sebagai perisitiwa yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang benar benar terjadi dan berdasarkan fakta dan bukti yang jelas. Sejarah sebagaimana terjadi nya itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa. 

Sejarah sebagai peristiwa memiliki Sifat / Karakteristik, yaitu:


1. Objektif, yaitu sejarah berdasarkan hasil kumulatif / gabungan dari beberapa pendapat para sejarawan yang bersifat fakta dan berdasarkan bukti yang jelas.


2. Empiris, yaitu berdasarkan data yang sebenarnya


B. SEJARAH SEBAGAI ILMU


Sejarah sebagai ilmu yaitu sejarah yang disusun secara sistematis dengan metode secara ilmiah dan bersifat pengetahuan yang penting serta bermanfaat bagi semua orang.

 Sejarah sebagai ilmu memiliki Sifat / Karakteristik:


1.Empiris, yaitu dengan fakta dan bukti yang    jelas dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan


2. Objektifitas, yaitu manusia yang berperan dan terlibat dalam sejarah


3. Teoritis, yaitu pendapat para sejarawan untuk menjelaskan suatu kejadian


4. Generalisasi, yaitu para sejarawan menyimpulkan suatu kejadian berdasarkan pemikiran yang rasional 


5. Metode, yaitu cara yang disusun sistematis untuk mempermudah suatu masalah

C. SEJARAH SEBAGAI KISAH

Sejarah sebagai kisah adalah sejarah yang direkonstruksi atau diceritakan kembali berdasarkan penafsiran atau ingatan seseorang. Sejarah sebagai kisah juga merupakan pendapat masing-masing para sejarawan yang masih utuh dan belum disimpulkan menjadi satu.

Semua hasil karya cipta manusia merupakan suatu bukti dari kisah manusia yang hidup dan dinamis. Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau.


 Sejarah sebagai kisah juga memiliki Sifat / Karakteristik, antara lain:


1. Subjektif, yaitu berdasarkan ingatan masa lalu seseorang / pendapat masing-masing seseorang.


2. Sarana untuk mengungkapkan kembali sejarah


D. SEJARAH SEBAGAI SENI

Sejarah sebagai seni yaitu sejarah dengan menambahkan unsur seni dan imajinasi untuk memperindah tulisan dan membuat para pembaca sejarah menjadi tertarik dengan isi sejarah tersebut. 

Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah  George Macauly Travelyan. Ia menyatakan bahwa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni.

 Sejarah Sebagai Seni memiliki Sifat / Karakteristik:


1. Intuisi, yaitu mengetahui secara langsung kejadian sejarah


2. Imanjinasi, yaitu sejarawan harus bisa menggambarkan / membayangkan peristiwa sejarah yang terjadi


3. Emosi, yaitu luapan perasaan sejarawan untuk menghadirkan peristiwa sejarah yang seolah-olah dapat dirasakan dan terjadi


4. Gaya bahasa, yaitu bahasa kiasan yang dipakai sejarawan untuk memperindah tulisan sejarah


PENTINGNYA SUMBER SEJARAH BAGI PENELITIAN SEJARAH

 BY. HARNAC contoh sumber sejarah  berupa benda bangunan masjid( gapura menara masjid kudus)           Dalam penelitian dan penulisan sejara...