BY. HARNAC FH
Banyak sosok tokoh pahlawan Indonesia yang berperan dan memiliki nilai – nilai perjuangan dalam mepertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1945 – 1965 baik dari lingkup nasional maupun daerah dan berikut dibawah ini ada beberapa sebagai perwakilan dalam topik pembahasan.
Jenderal TNI Gatot Soebroto
Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan beliau menumpas PKI madiun 1948, DI/TII, dan PRRI Permesta.
Selama hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer. Dan dilihat dari perannya dalam mengatasi pemberontakan – pemberontakan gatot Soebroto sudah pasti memiliki nilai perjuangan yang tinggi seperti nilai persatuan dan kesatuan, nilai cinta tanah air dan rela berkorban.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 24 November 1925. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso bertugas di angkatan laut pada dua zaman. Ia bertugas sejak masa Pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan.
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso wafat dalam pertempuran di Laut Aru tanggal 15 Januari 1962. Ia meninggal ketika melaksanakan operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian menggunakan KRI Macan Tutul.
Letkol Inf Djamin Ginting
Djamin Ginting lahir di Karo, Sumatera Utara, 12 Januari 1921. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah, Djamin Ginting berpartisipasi di pendidikan militer bentukan Jepang, Heiho.
Djamin Ginting dianggap banyak berkontribusi bagi negara dalam penumpasan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.. Djamin berpartisipasi dalam penumpasan gerakan DI/TII di Aceh pimpinan Daud Beureuh. Bersama pasukan dari Sumatera Tengah dan Aceh, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berhasil membasmi gerakan ekstremis tersebut. Selain menumpas DI/TII, Djamin juga dikenal sebagai pejuang Tanah Karo, Sumut. Djamin pernah menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan, satuan yang dia pelopori. Kodam II/Bukit Barisan--sekarang menjadi Kodam I/Bukit Barisan--merupakan komando kewilayahan pertahanan yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Djamin juga banyak terlibat di perang-perang besar yang pernah terjadi di Indonesia, seperti Medan Area. Di pertempuran Medan Area, Jamin Ginting bertujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan pasukan sekutu dan Belanda yang mencoba mengambil alih Indonesia setelah Jepang menyerah pada 1945.
Dan Jamin Ginting juga berperan Dalam rangka menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatra Utara) yang berkaitan dengan pemberontakan PRRI,maka Panglima TT I, Letkol Inf Djamin Ginting melancarkan Operasi Bukit Barisan. Operasi ini dilancarkan pada tanggal 7 April 1958. Dengan dilancarkannya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli.
Jamin Ginting sebagai seorang tentara profesioanal memegang teguh asas seorang prajurit untuk membela negara Indonesia. Dipenghujung masa baktinya, Djamin Ginting mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk Kanada. Di Kanada ini pulalah Djamin Ginting, mengakhiri hayatnya.